KEMBALI PERLAKUAN TIDAK MENYENANGKAN DIALAMI WARTWAN SAAT MELIPUT KALI INI TERJADI DI CILEGON

KEMBALI PERLAKUAN TIDAK MENYENANGKAN DIALAMI WARTWAN SAAT MELIPUT KALI INI TERJADI DI CILEGON

Cilgon, postbantennews.com

Sejumlah wartawan yang biasa bertugas di wilayah Kota Cilegon mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan saat hendak melakukan peliputan kegiatan Festival Ramadan di Masjid Al Muhajirin komplek Lapas Kelas II A Cilegon, Jumat (30/04/2021).

Pantauan di lapangan, para awak media saat hendak memasuki area kegiatan petugas Lapas menghalangi wartawan dengan dalih protokol kesehatan. Padahal kegiatan tersebut dihadiri oleh Wali Kota Cilegon Helldy Agustian dan masuk dalam agenda protokol Setda Kota Cilegon.

Kendati demikian, wartawan sudah menerapkan protokol kesehatan seperti cek suhu tubuh, mencuci tangan, menggunakan masker dan sarung tangan, juru warta tetap dilarang masuk ke lokasi. Padahal mereka sudah menerapkan protokol kesehatan sejak berada di halaman area Lapas.

Salah seorang petugas Lapas Bagian Pendidikan dan Kerohanian Jaja Subagja mengaku, aturan tersebut diterapkan karena khawatir terjadi penuluran. Aturan tersebut diklaim merupakan perintah dari pimpinan Kepala Lapas.

“Kalian tidak kasihan sama seribu lima ratus yang di dalam (napi). Kita kan nggak tahu siapa yang terpapar. Kami tidak mau berdebat, kalau mau debat silahkan dengan pimpinan kami,” kata Jaja bernada tinggi dan terkesan membentak wartawan.

Wartawan dari media online cilegonnews.com Suhaemi mengaku kecewa dengan perlakuan tersebut dan memandangnya sebagai bentuk penghalangan terhadap tugas jurnalistik. “Ini seolah-olah petugas itu menuduh (kita) wartawan yang membawa virus Covid-19-19,” katanya.

Sementara itu, Supriyadi wartawan medianews.co.id membenarkan bahwa dirinya dan wartawan lainnya tidak bisa meliput kegiatan Festival Ramadan di Lapas Kelas IIA Cilegon. “Belasan wartawan tidak bisa masuk untuk meliput, alasannya khawatir akan menyebarkan Covid-19,” ungkapnya.

Puluhan wartawan yang akan meliput kegiatan Festival Ramadan tersebut akhirnya hanya bisa pasrah dan menunggu di halaman gedung lapas untuk wawancara dengan Kepala Lapas dan Wali Kota saat kegiatan sudah usai.(raja indra/pn)

Related posts