Jakarta – postbantennews.com
Pihak ART Ferdy Sambo, itu Taha sebenar kejadian, dalam pembunuhan kematian korban.
Ferdy Sambo, harus hukumannya berat, karena banyak orang terlibat di lam pembunuhan N.Josua.
Para keluarga NJosua, tidak terima. Alasan anaknya meninggal bukan penyakit tetapi pembunuhan yang di dasarkan kebencian.
“Kami harap pembunuhan dengan rencana dan kebencian harus di hukum berat yang Mulia”, katanya Keluarga N.Josua.
Menurut keterangan dari Asisten rumah tangga (ART) Ferdy Sambo, Daryanto alias Kodir.
Ia, mengaku bahwa membersihkan di lantai rumah Ferdy Sambo.
Mengaku membersihkan bercak darah bekas pembunuhan terhadap Brigadir Nofriyansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo.
Hal itu disampaikan Kodir saat bersaksi di sidang Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E di PN Jaksel, Senin (31/10).
Pada kesaksiannya itu, Kodir mengatakan dia membersihkan rumah dengan beberapa orang. Dikutip WE NewsWorthy
Kodir juga mengatakan bahwa pada 8 Juli 2022, ia mendengar suara letusan lebih dari satu kali.
Setelah mendengar suara letusan, Kodir mengaku bersama ajudan Ferdy Sambo bernama Adzan Romer memeriksa depan.
Namun, keduanya tidak melihat kejadian apapun.
Kemudian, Kodir pun masuk ke rumah. Ia langsung melihat di rumah banyak bercak darah.
“Ada bercak darah, Yang Mulia,” ucap Kodir.
Hakim lantas menunjukkan foto Brigadir J yang tergeletak.
Foto tersebut terlihat seperti foto olah TKP. Di foto itu, jenazah Brigadir J tidak terlungkup, melainkan telentang.
Kemudian Brigadir J juga terlihat tidak memakai baju.
Terlihat juga perban di bagian ketiak Yosua. Kodir pun mengamini foto itu.
“(Jenazah) lalu diangkat oleh orang-orang setelah datang,” kata Kodir.
Hakim kemudian melontarkan pertanyaan.
(Deni / Henry / postn)