Pemerintah Bangladesh tetap memberangkatkan rombongan pengungsi Rohingya tahap

Pemerintah Bangladesh tetap memberangkatkan rombongan pengungsi Rohingya tahap

Bangladesh, postbantennews.com

Pemerintah Bangladesh tetap memberangkatkan rombongan pengungsi Rohingya tahap ketiga ke di pulau terpencil di Teluk Benggala, dikutip cnni

Padahal, sejumlah kelompok hak asasi manusia sudah mendesak supaya proses pemindahan itu untuk sementara dihentikan.

Dilansir Associated Press, Jumat (29/1), proses pemberangkatan 1.778 pengungsi Rohingya dari kamp di Cox’s Bazar itu dilakukan pada pagi hari waktu setempat. Mereka diangkut dengan empat kapal Angkatan Laut Bangladesh melalui pelabuhan Chattogram menuju Pulau Bhasan Char.

Menurut seorang Komandan di AL Bangladesh, M. Mozammel Haque, proses pemindahan tahap empat pengungsi Rohingya akan dilakukan pada Sabtu (30/1) Pemerintah Bangladesh berkeras melanjutkan rencana pemindahan pengungsi Rohingya dengan alasan supaya kehodupan mereka lebih baik ketimbang di kamp pengungsian.

“Sudah ada sekitar 4.000 pengungsi yang dikirim ke pulau itu sejak Desember 2020, tetapi daya tampungnya mencapai 100 ribu orang. Proses itu akan terus dilanjutkan sampai pulau itu terisi penuh,” kata Haque.

Haque mengatakan para pengungsi Rohingya yang pindah ke pulau Bhasan Char diperlakukan dengan baik. Menurut dia, nantinya para pengungsi Rohingya itu bisa mencari uang dengan beternak sapi atau unggas, atau membuat cendera mata.

“Dokter kami akan memeriksa mereka saat tiba. Mereka akan diberi makan dan akomodasi secukupnya,” kata Haque.

Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, menyatakan pemindahan para pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char dilakukan secara sukarela. Pemerintah mengatakan mereka hanya membantu pengungsi Rohingya yang memang bersedia pindah ke pulau itu dan tanpa tekanan.

Akan tetapi, menurut laporan pegiat hak asasi manusia, pemerintah Bangladesh memaksa segelintir pengungsi Rohingya untuk pindah ke pula yang berjarak 34 kilometer dari daratan terdekat.

Pulau itu muncul 20 tahun lalu dan sempat dihuni. Namun, pulau itu kerap banjir di kala musim hujan muson.

Saat ini pemerintah Bangladesh sudah membangun tanggul untuk mencegah banjir, perumahan, rumah sakit dan masjid.

Pulau itu hanya bisa menampung 100 ribu orang dari satu juta pengungsi Rohingya. Para pegiat HAM sempat menolak usul memindahkan pengungsi Rohingya ke pulau itu enam tahun lalu, karena khawatir dengan keselamatan mereka jika terjadi badai.

Para pengungsi Rohingya itu lari dari tindakan persekusi dan genosida yang dilakukan Angkatan Bersenjata dan kelompok radikal di Myanmar. Aparat Myanmar beralasan hanya berusaha menumpas pemberontakan di Negara Bagian Rakhine, yang dituduhkan kepada kelompok Tentara Pembebasan Rohingya Arakan (ARSA). (chacie/henri/pn)

Related posts