Nurhayati panennya gagal, mereka mengusap muka dan geleng-geleng kepala

Nurhayati panennya gagal, mereka mengusap muka dan geleng-geleng kepala

Jember, postbantennews.com

Nurhayati panennya gagal, mereka mengusap muka dan geleng-geleng kepala. Bencana banjir dan tanah longsor menerjang delapan kecamatan di wilayah Kabupaten Jember, Jatim, dalam sepekan terakhir. Masyarakat yang terdampak bencana sangat membutuhkan bantuan logistik dan personel dari terutama dari Pemprov Jawa Timur.

“Banjir melanda tujuh kecamatan dan tanah longsor menerjang dua kecamatan. Ada satu kecamatan yang dilanda banjir dan tanah longsor secara bersamaan yakni Kecamatan Tempurejo,” kata Plt Kepala BPBD Jember Satuki di Jember, Rabu (20/1). di kutip dari jpnn

Data Pusat Pengendali Operasional (Pusdalops) BPBD Jember menyebutkan, hingga 18 Januari 2021 tercatat bencana banjir dan tanah longsor tersebut tersebar di 18 desa/kelurahan dengan jumlah warga yang terdampak sebanyak 4.178 kepala keluarga (KK).

Tidak hanya rumah warga, tapi 12 fasilitas pendidikan, tiga fasilitas umum, dan 42 hektare lahan pertanian juga ikut terdampak bencana alam yang mengepung Jember tersebut.

“Banjir melanda Kecamatan Bangsalsari, Tanggul, Gumukmas, Puger, Tempurejo, Ambulu, dan Jenggawah, sedangkan tanah longsor menerjang Kecamatan Patrang dan Tempurejo,” tuturnya.

Di Kecamatan Bangsalsari terdapat satu desa yang terdampak banjir bandang yakni Desa Bangsalsari dengan jumlah warga yang terdampak sebanyak 68 KK dan tiga pondok pesantren terendam banjir.

Bahkan tembok salah satu pesantren tersebut jebol diterjang derasnya banjir bandang yang membawa material kayu dan lumpur. seorang ibu Nurhayati (50) ini berdiri melihat perkebunannya tenggelam oleh air dan banjir. “apalah daya, semuanya sudah menjadi bubur. memang air kali sudah melaup”, katanya Nurhati

Lanjutnya ia katakan, pada hal bulan Februari 2021 ini mereka ingin panen padinya dan hasil kebonnya. ternyata sudah di gulung sama banjir. dan Nurhayati, ucap dada dan muka. sambil geleng-geleng kepala. “terus kalau sudah jadi begini siapa yang mau ganti rugi hasil panennya”, katanya (wati/henri/pn)

 

Related posts